Dampak Polusi Udara pada Ekosistem di Indonesia

Polusi udara telah menjadi ancaman serius bagi ekosistem Indonesia. Mengutip penelitian yang diterbitkan oleh Jurnal Lingkungan dan Pembangunan, polusi udara dapat merusak keseimbangan ekosistem. Misalnya, hujan asam yang dihasilkan oleh polutan udara dapat merusak tanah dan air, mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan tanaman. “Polusi udara seringkali menjadi faktor yang memicu penurunan kualitas ekosistem,” kata Dr. Agus Sutanto, seorang pakar lingkungan dari Universitas Gadjah Mada.

Bukan hanya itu, polusi udara juga berperan dalam pemanasan global, yang bisa merusak ekosistem laut. Lautan mengandung banyak karbon, dan jika polusi udara terus meningkat, akan ada lebih banyak karbon yang dilepaskan ke atmosfer. "Ini bisa menyebabkan kenaikan suhu laut dan berdampak buruk pada spesies laut," kata Dr. Sutanto.

Menurut penelitian lain oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), polusi udara juga dapat mengganggu pernapasan hewan. Bahkan, beberapa spesies burung dan mamalia dapat mengalami penurunan populasi atau bahkan punah akibat polusi udara.

Selanjutnya, Pengaruh Polusi Udara terhadap Kesehatan Masyarakat Indonesia

Tak hanya ekosistem, polusi udara juga berdampak negatif pada kesehatan masyarakat Indonesia. Dr. Rizki, seorang ahli kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia, menyatakan bahwa polusi udara bisa memicu berbagai jenis penyakit pernapasan. "Berdasarkan data yang kami kumpulkan, makin tinggi tingkat polusi udara, semakin tinggi juga risiko masyarakat terkena penyakit seperti asma dan bronkitis,” ungkapnya.

Polusi udara juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke. Dr. Rizki menjelaskan, "Partikel halus yang ada dalam polusi udara dapat masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan peradangan, yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke." Selain itu, studi terbaru dari World Health Organization (WHO) juga menunjukkan bahwa polusi udara dapat mempengaruhi kesehatan mental, termasuk peningkatan risiko depresi dan gangguan kecemasan.

Satu hal yang jelas, Indonesia harus bergerak cepat untuk mengatasi masalah polusi udara. Langkah-langkah seperti penegakan regulasi yang ketat terhadap emisi kendaraan, pembatasan pembakaran lahan, dan promosi energi bersih dapat menjadi solusi jangka panjang. “Aksi nyata harus segera diambil," Dr. Rizki menekankan, “Untuk kesehatan masyarakat dan keberlanjutan ekosistem kita.” Pada akhirnya, kesadaran dan kerjasama semua pihak sangat dibutuhkan dalam upaya mengurangi polusi udara di Indonesia.